BAHAYA PACARAN DIMASA KINI


 5 Gaya Pacaran Ala Orang Jepang yang Unik, Namun Dianggap Lumrah Bagi  Kalangan Indonesia



Masa remaja adalah masa yang indah. Sering sekali masa remaja diidentikkan masa remaja dengan masa pencarian identitas. Satu proses masa yang semua anak manusia sedang dan akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering menciptakan ide-ide cemerlang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi.

Salah satu hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasannya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum mempunyai identitas diri yang lengkap. Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja, serta menjadi salah satu penumbuh rasa percaya diri untuk beberapa anak remaja.

Kenyataan terjadinya pacaran pada  remaja tak dapat dipungkiri, seperti terjadi di salah satu SMP Telkom Schools. Dua siswa berseturu karena memiliki  pacar yang sama masing-masin memiliki kelompok teman yang berusaha menyelesaikan masalah.  Seorang guru yang dianggap bisa memecahkan masalah inipun didatangi dan diminta saran untuk perbaikan hubungan dua siswi tersebut. Marilah kita baca saran-saran dari tulisan  Bertha Sinaga ini semoga bisa menyelesaikan masalah dan menambah wawasan.

Pengertian Remaja

Menurut Zakiah Darajat (1982 : 28) remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-anak dan umur dewasa. Pada usia ini terjadi perubahan-perubahan cepat pada jasmani, emosi, sosial, akhlak dan kecerdasan. Sedangkan menurut Y. Singgih D. Gunarso (1998 : 8) bahwa masa remaja adalah permulaannya ditandai oleh perubahan-perubahan fisik yang mendahului kematangan seksual.

Sofyan Willis (1986 : 23) mengemukakan bahwa usia remaja berkisar antara usia 13 sampai 21 tahun, dengan pembagian pubertas antara 13 sampai 15 tahun dan fase pubertas antara 16 sampai 19 tahun. Menurut Moh. Surya (1990 : 90) bahwa masa adolesen berawal dari 13 sampai 15 tahun untuk perempuan, 15 sampai 17 tahun untuk laki-laki sedangkan masa adolesen yang sebenarnya antara 15 sampai usia 18 tahun untuk perempuan, 17 sampai 19 tahun untuk laki-laki.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pacaran adalah adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang belum menikah dengan tujuan untuk saling mengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.

Sedangkan pengertian remaja adalah masa peralihan individu dari usia anak-anak dengan usia dewasa dimana rata-rata usianya antara 13 sampai 19 tahun. Dalam hal ini remaja pelajar yang dimaksud penulis adalah remaja yang menjalani pendidikan lebih spesifiknya sedang duduk dibangku SMP dan SMA.

 Penyebab Timbulnya Kenakalan Remaja – PID Polda Kepri

 


 

 

Dampak  & resikonya pacaran 

1. Gangguan Emosi dan Psikologis: Pacaran di usia remaja sering kali menyertai gejolak emosi yang tidak stabil. Rasa cinta, kecemburuan, dan perasaan lainnya dapat mengganggu konsentrasi di sekolah dan menimbulkan masalah psikologis seperti stres, kecemasan, dan depresi.

2.Kehilangan Fokus pada Pendidikan: Remaja yang terlalu terlibat dalam hubungan pacaran cenderung mengalami penurunan kinerja akademis karena teralihkan perhatiannya dari tugas dan tanggung jawab di sekolah. Hal ini dapat mempengaruhi masa depan mereka dan peluang untuk meraih kesuksesan.. 

3.Terjerumus dalam Perilaku Berisiko: Beberapa remaja dalam hubungan pacaran berisiko tinggi untuk terjerumus dalam perilaku berisiko, seperti penggunaan alkohol, narkoba, dan perilaku seksual yang tidak aman. Pacaran pada usia yang terlalu muda juga dapat meningkatkan risiko kehamilan remaja yang tidak direncanakan..

4.Pelecehan dan Kekerasan dalam Hubungan: Sayangnya, pacaran juga bisa menjadi ajang pelecehan dan kekerasan dalam hubungan. Kekerasan fisik, emosional, atau seksual dapat merusak kesehatan fisik dan mental remaja serta meninggalkan bekas trauma yang berkepanjangan

5. Penurunan Kualitas Pertemanan dan Sosialisasi: Terlalu fokus pada pasangan dapat menyebabkan remaja mengabaikan pertemanan dan interaksi sosial lainnya. Ini dapat menyebabkan isolasi sosial, ketergantungan emosional pada pasangan, dan merasa kesepian jika hubungan berakhir.

6. Rasa Insecure dan Rendah Diri: Dalam beberapa kasus, remaja mungkin merasa tidak aman dan kurang percaya diri ketika berpacaran, terutama jika hubungan tersebut penuh tekanan dan ketidakseimbangan.

7.Konflik dengan Orang Tua: Pacaran di usia remaja sering kali menyebabkan konflik dengan orang tua. Perbedaan nilai dan ekspektasi dapat menimbulkan perasaan tidak dipahami dan bisa mengarah pada hubungan yang kurang harmonis dengan keluarga.

 

.

Kiat-Kiat  Menghindari Dampak Negatif Dalam Pacaran Di Usia Remaja

a)      Hati-hati berpacaran

Setelah melalui fase “ketertarikan” maka mulailah pada fase saling mengenal lebih jauh alias berpacaran. Saat ini adalah saat paling tepat untuk mengenal pribadi dari masing-masing pasangan. Sayangnya, tujuan untuk mengenal pribadi lebih dekat, sering disertai aktivitas seksual yang berlebihan. Makna pengenalan pribadi berubah menjadi pelampiasan hawa nafsu dari masing-masing pasangan. Ungkapan kasih sayang tidak seharusnya diwujudkan dalam bentuk aktivitas seksual. Saling memberi perhatian, merancang cita-cita serta membuka diri terhadap kekurangan masing-masing merupakan bagian penting dalam masa berpacaran. Aktivitas fisik seperti saling menyentuh, mengungkapkan perasaan kasih sayang, ciuman kasih sayang adalah hal tidak terlalu penting, namun sering dianggap sebagai bagian yang indah dari masa berpacaran. Pada batas-batas tertentu hal ini dapat diterima, namun lebih dari aktivitas tersebut, apalagi pada hal-hal yang menjurus pada hubungan seksual tidak dapat diterima oleh norma yang kita anut. Karena justru aktivitas seksual akan mengotori makna dari pacaran itu sendiri.

b)      No Seks

Katakan “tidak pada seks”, jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas. Terutama bagi remaja putri permintaan seks sebagai “bukti cinta”, jangan dipenuhi, cuma ngapusi ! Karena yang paling rugi adalah pihak wanita. Ingat, sekali wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia akan menderita, karena norma yang dianut dalam masyarakat kita masih tetap mengagungkan kesucian. Berbeda dengan wanita, keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan, sementara dengan pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis masih utuh selaput daranya atau tidak. Kepuasan cuma sesaat , penderitaan akan selalu menghantui . Ingat !!!

c)      Tingkatkan  Keimanan

Iman, merupakan rambu- rambu yang kuat dalam berpacaran. Justru penilaian kepribadian pasangan dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik. Untuk itu, “Say Good Bye” sajalah…! Masih banyak pria dan wanita lain yang mempunyai iman dan moral yang baik yang kelak dapat membantu keluarga bahagia.

d)    Kiat Sadar Diri

  1. Niatkan bahwa tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat dan belajar untuk memahami karakter lawan jenis.
  2. Hindari pacaran di tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung atau mendukung untuk aktivitas seksual.
  3. Hindari makan dan minuman yang merangsang sebelum/selama pacaran.
  4. Hindari bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.
  5. Jangan dituruti kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan

jadi, kita sebagai anak muda tidak boleh melakukan pacaran karena diatas tadi sudah di jelaskan dampak dan resikonya.di masa muda ini seharusnya meningkatkan kualitas belajar supaya membahagiakan kedua orang tua. 

 

Komentar